Senin, 17 Oktober 2011

Dampak gempa padang terhadap pendapatan nasional

DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL


Secara umum, pendapatan memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya pengaruh suatu bencana alam terhadap tingkat inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Berikut hasil analisis pengaruh bencana alam terhadap tingkat inflasi yang juga mempengaruhi perekonomian suatu Negara, sebagai berikut :

Kami mengambil contoh bencana alam gempa padang yang dapat mempengaruhi pendapatan nasional.
Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter [sebelumnya ditulis 4,0 SR] mengguncang Kota Padang, Jumat, 5 Februari 2010 siang.
Meski kecil, gempa ini tak boleh disepelekan. Menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Sumatera Barat, Ade Edwar, gempa tadi siang terjadi di tumbukan yang sama dengan gempa 7,9 SR yang terjadi 30 September 2009 lalu.

Gempa yang telah terjadi mengakibatkan Pendapatan akan berkurang dikarenakan harus mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya perbaikan sehingga uang beredar pun bertambah banyak dan terjadilah inflasi. Hal tersebut didukung juga dengan tingkat suku bunga yang akan turun serta keinginan untuk menabung akan berkurang selain dikarenakan tingkat suku bunga juga dikarenakan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung untuk melakukan menabung uang untuk meredam inflasi, karena kerusakan gedung, hilangnya database serta yang lainnya.


Selain itu Turis turis yang sebagai sumber devisa untuk pendapatan nasional.Pada semua aspek yang bersangkutan langsung terhadap pariwisata dengan dampak bencana alam terhadap pendapatan nasional Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pelayanan kepariwisataan, hotel, restoran, penerbangan, taxi dan angkutan lainnya , akan mengalami penurunan omset, yang selanjutnya dapat mengancam kebangkrutan serta PHK para karyawannya. Demikian juga petani, peternak, nelayan akan mengalami penurunan omset penjualan karena berkurangnya pesanan dari hotel, restoran dll sebagai akibat menurunnya omset perusahaan-perusahaan tersebut karena berkurangnya turis turis yang dating ke Indonesia.

Sebagai ilustrasi ringan, andaikata 50% dari 7 juta wisman yang diharapkan datang tahun 2010 ini mempunyai kebiasaan makan pagi dengan 2 butir telur tiap pagi, maka tahun 2010 peternak ayam petelur harus menyediakan 7 juta butir telur untuk wisman. Itu jika wisman tersebut tinggal selama 1hari saja di Indonesia. Jika perkiraan KEMBUDPAR mengenai masa tinggal rata-rata wisman di Indonesia tahun 2010 mencapai 9 hari, 63 juta butir telur perlu disediakan bagi mereka di tahun 2010 ini. Namun, jika 7 juta wisman itu tidak datang, para peternak tersebut akan mengalami masa kesulitan untuk mencari pasar yang baru bagi 63 juta butir telurnya. Belum lagi di bidang perdagangan sayur, buah2-an, daging, ikan, pajak pemerintah dsb. Semuanya itu akan mengurangi pendapatan devisa kita serta pada gilirannya memperkecil pendapatan nasional.



Keterangan :
Inflasi indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
KEMBUDPAR KEMentrian BUDaya dan PARiwisata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar